Mengenal Performance Appraisal

Selama ini, para ahli di bidang manajemen sumber daya manusia seringkali disibukkan dengan pemikiran bagaimana para karyawan dicari, direkrut, dikembangkan, dan dibentuk menjadi kelompok kerja yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Meskipun kegiatan tersebut penting, tetapi ukuran terakhir keberhasilan suatu perusahaan adalah prestasi kerja (performance) karyawan. Baik perusahaan maupun karyawan memerlukan feedback atas upaya - upaya yang telah mereka lakukan selama ini.

Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah evaluasi sistematis untuk memahami kinerja karyawan dan kemampuan karyawan tersebut, sehingga perusahaan dapat merencanakan pengembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang bersangkutan.

Pengertian Penilaian Kinerja menurut Hasibuan (2000:87): Penilaian kinerja adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja pegawai serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Evaluasi atau penilaian perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, loyalitas, dedikasi, dan partisipasi pegawai.



Tujuan Performance Appraisal

Tujuan dilakukannya performance appraisal sebenarnya sudah sangat jelas, guna melakukan evaluasi pada tiap karyawan. Nantinya proses evaluasi akan berhubungan dengan kinerja dan produktifitasnya di masa yang akan datang. Selain itu, bila memang karyawan memiliki nilai yang kurang ia bisa tahu bagaimana ia harus membuat perbaikan pada kinerjanya

4 Syarat Penilaian Performance Appraisal yang Akurat

Mengingat diciptakannya penilaian prestasi kerja semata-mata untuk menggantikan evaluasi informal sehingga ada data yang jelas, maka sudah pasti penilaian prestasi kerja harus didukung oleh pengukuran prestasi dan kriteria yang berhubungan dengan prestasi itu sendiri.

Artinya, dibutuhkan gambaran yang akurat tentang prestasi kerja individu. Dimana dibutuhkan empat syarat seperti dibawah ini:

1. Job-Related

Dalam penilaian prestasi kerja yang dinilai bukan "sifat pribadi" saja, tetapi yang dinilai adalah "sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan" serta hal lainnya yang dianggap sebagai kemampuan pegawai.

2. Mudah Dipahami

Alat ukur yang dipakai harus dapat diterapkan dan dipahami baik oleh penilai, maupun oleh yang dinilai.

3. Memiliki Keseragaman

Harus ada tolak ukur yang seragam atau bisa disebut job performance standard dimana inilah yang akan digunakan sebagai benchmark.

4. Dapat Dipertanggungjawabkan

Alat ukur harus mudah, reliable (andal), dan valid, serta memberi laporan tentang unjuk kerja sebenarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Future of HR

Mengenal Komponen Gaji Tenaga Kerja

Online Recruitment Melalui Aplikasi Mobile